, , , , ,

Berani Melawan Begal bersama Pak Abi


Bagi saya, semua hal yang kami lakukan bukanlah prestasi. Itu semua merupakan tanggungjawab dan amanah yang kami emban sebagai aparat kepolisian.


Foto bareng dan moderator lagi-lagi ditinggalkan hiks
KALIMAT itu terus terngiang di ingatan saya. Terucap secara tulus, saya yakin ini bukan disampaikan demi pencitraan apalagi saat itu banyak awak media, blogger dan anggota komunitas.
Namun Silaturahmi Kamtibmas, Selasa 20 Februari ini menjadi saksi, betapa humble dan rendah hatinya seorang Pak Abi. Padahal dengan segala jabatan, pangkat serta tanda bintang dan anugerah yang dimilikinya (bajunya penuh tanda kehormatan gaes), ia pantas kok untuk sombong. (La wong aku saja yang menang PS, sudah berani sombong koar-koar kok). Tapi ini sebaliknya.
Dan inilah mungkin bedanya seorang Gus Wahid dan Kombes (Pol) Abioso Seno Aji, Kapolrestabes Semarang yang siang itu duduk sejajar bersamaku, bersama puluhan orang lain di aula Mapolrestabes, bersamping-sampingan dengan kami semua. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Begitu kira-kira pepatah yang pas untuk menggambarkannya (betul kan ya pepatah yang ini kan?)
Dan ya, kalimat pembuka yang disampaikan beliau di atas, juga bukan manis di mulut belaka. Sikap kenegarawan lainnya ditunjukkan saat mengajak kita semua, warga Kota Semarang, untuk berani memerangi begal. Bukan berarti menantang mereka, namun berani membela, berani berbuat, berani melawan jika suatu saat menemukan aksi begal di jalanan.
“Tabrakkan saja kendaraan kita jika nemu begal. Saya tidak akan menyalahkan kok meski menabrak karena tentunya ini merupakan bantuan bagi kami aparat Kepolisian. Sisanya, serahkan kepada kami karena kami akan menindak secara hukum sesuai aturan yang berlaku,”ujarnya tegas menyemangati
kami.

Vireo viral yang saya share ke IG lalu dilanjutkan viral di Youtube
Sikap-sikap seperti inilah yang menunjukkan kedewasaannya sebagai anggota Polri. Tekad dan sloga Polisi Sahabat Masyarakat, human policing, Polisi yang humanis, melekat kuat dalam diri Pak Abi. Tongkrongan boleh garang, wajah sangar...tapi hati syahdu (hahaha maap ya Pak)
Iya memang sebagai manusia, ia pernah berucap untuk menghalalkan penghakiman massa kepada begal yang tertangkap. Namun semua dapat dipahami bahwa itu merupakan wujud sikap empati kepada korban dan keluarga korban begal. La bayangkan saja, (ambil waktu dan nafas panjang untuk membayangkan. Awas kebayang Miyabi!! Eh...)  jika kita cuek saat melihat aksi begal dan ternyata itu adalah salah satu anggota keluarga kita, tentu sesal akan terbit kemudian di nomor tiga(karena yang terbit pertama adalah matahari lalu yang kedua adalah buku Habis Gelap Terbitlah Terang).
Perwujudan daya tangkal dan daya cegah masyarakat terhadap aksi begal merupakan kekuatan nyata untuk memerangi sekaligus mengurangi korban begal. Karenanya, pernyataan tegas nan keras Pak Abi tentang penghalalan penghakiman massa terhadap begal juga merupakan langkah untuk menekan  niat buruk para calon pembegal (begal hati masih boleh kok hihi).
Tapi...jika memang kita tidak berani bertindak melawan begal, masih ada cara praktis kok. Lapor saja ke hotline-nya Polrestabes  Semarang di 1-500092 atau di (024)8444444 (nah ini perlu dicatet ini, jangan cuma nyatet status FB aja kerjanya).
Mudah kan?? So, kenapa juga kita mencoba menolong saudara kita, yang menjadi calon korban aksi kriminalitas. Tidak perlu jadi Supermen kok untuk menolong mereka, cukup berkorban pulsa HP, dapat menyelamatkan jiwa dan harta sesama.

Ayo... berani lawan begal.

Eh eh belum kelar...karena di luar itu semua, Pak Abi juga mau membentuk Tim Buto Ijo untuk melakukan patrol siluman demi menekan angka begal ini. Jika sebelumnya sudah ada Tim Elang, kini keberadaannya akan diperkuat dengan monster baik Buto Ijo yang akan melahap genk-genk motor yang nakal membegal.
Lebih dari itu, Pak Abi juga menantang para begal motor untuk balapan motor dengannya. Karena pada masa mudanya dulu, beliau ini sangat jago balapan liar di Solo dan tergabung dalam sebuah grup jalanan. “Dan saya tidak pernah tertangkap polisi lo. Jadi kalau pas ada operasi, saya ngumpet di sela-sela truk gandeng di tengahnya. Begitu sudah lewat operasinya, saya langsung buka gas. Tidak pernah tertangkap. La kalau tertangkap, saya tentu gak bisa jadi polisi seperti sekarang ini,”tuturnya disambut gelak tawa seluruh hadirin. (ternyata Pak Abi jago ngocol juga gaes haha).
Tapi berkat semua pengalaman nakalnya di masa muda dulu, beliau jadi sangat hafal dan paham bagaimana menangani aksi begal dan kejahatan lainnya. Sumbut, kalau orang Jawa bilang.
Makanya, bagi para begal yang mungkin membaca blog ini, ada baiknya urungkan niat kalian ya gaes. Daripada nanti ditangkap Pak Polisi lo, sudah dosa, ditilang, dimasukkan penjara, salah salah malah bisa kena tembak jika Pak Polisinya terpaksa bertindak tegas. Lebih baik makan chiki yang mengandung banyak micin kok daripada jadi begal. Swear deh...
 
Sadis ya, foto moderator disabotase tidak difokus in hiks hiks. Nia jahat...
 
Kok gak ada yang pengin foto sama moderator acara ini ya? hiks hiks lagi

Pak Abi sendiri lo yang ngajak selfie dan moderator kebagian paling dekat haha mayan
Mayan ada juga fotoku (by embuh siapa)

Akhirnya aku berhasil juga mengajak mereka pakai merah kayak MU ku haha

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar